Judul dalam bahasa Kulisusu: Apuno Rajaki
Diceritakan oleh: La Ode Umar M.
Tanggal: sekitar tahun 1995
Ceritera memilih untuk rajanya makanan.
Pada zaman dahulu bahan makanan hanya terhambur, lalu busuk di permukaan bumi. Untuk yang memakannya baik manusia maupun binatang belum begitu banyak. Apa lagi yang dinamakan kurang baik seperti ubi kayu, ubi jalar, tidak dihiraukan manusia. Makanan-makanan kurang baik inilah yang mencari ingin dimakan seperti bahan makanan lainnya. Kalau mau tercapai angan-angan mereka ini, kecuali ada satu jenis makanan untuk diangkat menjadi raja makanan. Raja makananlah yang mengatur mereka. Dengan demikian diadakanlah pertemuan segala jenis makanan, guna memilih raja makanan.
Setelah terkumpul mereka duduk berhadapan membentuk lingkaran. Padi hanya duduk di ujung kayu di balik dinding. Karena masih jauh-jauh ia sudah melihat Ubi Gadung dan Ubi Takup berbisik. Dalam hati mereka, kalau Padi naik duduk dengan bahan makanan banyak lainnya, mereka akan usir, nanti dijangkiti kurapnya. Biar dipanggil oleh bahan makanan lainnya naik berkumpul, dia tidak mau. Hanya ia menjawab, “Sudah baguslah saya did sini, soalnya saya berkurap, nanti menjakiti kalian.”
Setelah mereka duduk berkumpul berdirilah Ubi Gadung di tengah-tengah dan berbicara, “Bagaimana saudara-saudara, kita sudah berkumpul?” Bahan makanan banyak menjawab, “Semua kita sudah berkumpul, tidak ada yang kita tunggu.” Berbicara lagi Ubi Gadung, “Kalau sudah tidak ada yang ditunggu-tunggu saudara-saudara, kalian dengar semuanya, kalian pilihlah saya untuk raja kalian. Kalian lihatlah saya ini, saya berani, saya berjenggot, saya besar, saya banyak berbicara, saya pintar.” Selesai ia berbicara lalu duduk. Biar satu jenis makanan yang berkumpul tidak ada yang bersuara.
Setelah Ubi Gadung duduk, berdirilah juga Ubi Takup, lalu kampanye seperti Ubi Gadung, “Kalian dengar semuanya, kalian pilihlah saya untuk raja kalian. Kalian lihat saya berjenggot, saya mulus, saya panjang, saya berduri, saya pintar. Janganlah memilih yang lain, hanya saya ini yang cocokkan, yang wajarkan, dan yang pantaskan.” Setelah selesai pembicaraannya duduklah Ubi Takup.
Setelah Ubi Takup duduk berdirilah Ubi Jalar lalu bertanya. Ubi Jalar berkata, “Bagaiman saudara-saudara, kita satukan saja suara kita pada Ubi Gadung untuk raja kita?” Bahan makanan banyak menjawab serentak, “Tidak setujuh.” Bertanyalah lagi Ubi Jalar, “Bagaimana saudara-saudara, kita satukan saja suara kita pada Ubi Takup untuk raja kita?” Mereka menjawab lagi, “Tidak setujuh,” suara mereka membahana di angkasa.
Bertanyalah lagi Ubi Jalar, “Kalau demikian siapa yang akan menjadi raja kita?” Mereka beramai-ramai berteriak mebahana di angkasa menyahut, “Si Kurap yang di balik dinding.” Berbicaralah lagi Ubi Jalar, “Bagaimana saudara-saudara, kita sudah setujuh bersama untuk mengangkat Padi sebagai raja kita?” “Setujuh semua,” jawab mereka. Bertanyalah lagi Ubi Jalar, “Sudah betul?” Mereka menjawab lagi, “Sudah betul.” Bertanyalah lagi Ubi Jalar, “Sudah pasti?” Mereka menjawab lagi, “Sudah pasti.”
Setelah Padi telah pasti menjadi raja makanan, Ubi Gadung dan Ubi Takup berdiri, lalu pulang tanpa pamit. Sepulangnya Ubi Gadung dan Ubi Takup, mereka turun mengundang Padi, lalu ia naik duduk di tengah-tengah mereka langsung berjabat tangan. Setelah mereka semua selesai berjabat tangan, berbicaralah Padi, “Sebenarnya saya tidak cocokkan, tidak wajarkan, tidak pantaskan, untuk menjadi raja makanan. Soalnya saya kecil, saya berkurap, dan saya kasar. Untuk yang cocokkan, yang wajarkan, yangpantaskan, kecuali Ubi Gadung dan Ubi Takup. Mereka berani, mereka keras, mereka berjanggot, dan mereka pintar. Namun demikian kalian sudah terlanjur mengangkat saya, saya tidak akan megecewakan kalian. Beban ini sangat berat, tapi kalau kita seia sekata, biar gunung akan menjadi rata. Keinginan kita supaya kita sama-sama dihargai oleh manusia. Kalau mau tercapai keinginan kita semua, sesuai dengan angan-angan kita, kecuali dalam setahun jangan kita berhasil semua, kita bergantian berhasil dalam satu negeri. Kalau tahun ini yang berhasil Jagung dan Ubi Jalar, bahan makanan yang lain di negeri itu tidak berhasil. Di negeri lain mungkin akan berhasil Padi dan Ubi Kayu. Semua jenis makanan yang berhasil di negeri itu, sudah itulah yang akan dihargai oleh manusia di situ. Di situlah kalau kita ingin sama-sama disayangi manusia.” Sampai sekarang ini bahan makanan bergantian berhasil dalam setahun.
Setelah selesai pembicaraan raja makanan mereka berpisah-pisah. Ubi Gadung dan Ubi Takup pulang lebih dulu, setelah tidak terpilih. Setiba di tempat tinggalnya, Ubi Gadung mulai berputar-putar sampai ia muntah karena pusing lalu berhenti. Dia berbuat seperti itu karena kecewa tidak terpilih menjadi raja makanan. Dia sudah tidak mau dimakan oleh manusia. Makannya sampai sekarang ini, kalau kita makan Ubi Gadung kita mabukkan. Obatnya kalau kita mabukkan Ubi Gadung, yaitu kita minum air bubur beras.
Ubi Takup juga sesampainya di tempat tinggalnya, langsung membanting pantatnya bata batu. Dia sudah tidak mau dimakan manusia, kalau kita tidak susahkan. Sudah hancur hatinya, karena tidak terpilih menjadi raja makanan. Sampai sekarang ini, Ubi Takup tidak banyak tumbuh di tempat bertanah, hanyalah di sela-sela batu. Kalau ada yang tumbuh di tempat bertanah, dalam sekali dan tidak besar isinya.
Tamat.
Cerita ini dapat diambil dalam bentuk pdf yang ditulis dalam tiga bahasa.
BACA
CERITA
LAINNYA